RANGKUMAN MATERI
DISEMINASI PELATIHAN TINGKAT
SEKOLAH
PRAKTIK YANG BAIK DALAM
PEMBELAJARAN MODUL I DAN II
BAGI SD DI UPTD DIKPORA KECAMATAN
BONANG TAHAP I
Unit I: Apa dan Mengapa PAKEM?
A.
Apa
itu PAKEM?
PAKEM
adalah singkatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif
dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan.
Peran
aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif ,
yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain .
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belejar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secera penuh pada belajar waktu curah
perhatiannya tinggi.
B.
Apa
yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
1.
Memahami
sifat yang dimiliki anak
2.
Mengenal
anak secara perorangan
3.
Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4.
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5.
Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6.
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belejar
7.
Membarikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belejar
8.
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental.
Aspek PAKEM
|
Contoh Proses
Pembelajaran
|
Aktif
|
·
Melakukan
diskusi
·
Membuat
pernyataan
·
Melakukan
simulasi ( bermain peran )
·
Mengukur
·
Melakukan
pengamatan
|
Kreatif
|
·
Mendesai
model sendiri
·
Menghasilkan
karya yang berbeda
·
Menyelesaikan
masalah
·
Membuat
pertanyaan
|
Efektif
|
·
Kegiatan
pembelajaran ditujuka untuk mencapai tujuan pembelajaran
·
Pemilihan
media, strategi, pengelolaan kelas dan sumber sesuai dengan kebutuhan siswa
dan atau tujuan pembelajaran
·
Siswa
mempunyai kesempatan untuk menunjukkan pemahaman
|
Menyenangkan
|
·
Menyelesaikan
tugas dalam kelompok
·
Menggunakan
permainan untuk pemahaman dan penguatan konsep
·
Melakukan
kegiatan bermakna bagi siswa
·
Menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar
|
Unit 2: Mengelola Pembelajaran secara Efektifs
Karakteristik
Pengelolaan Pembelajaran yang Efektif
1. Pengelolaan kelas yang bervariasi
( klasikal, kelompok/berpasangan, dan individual )
a.
Klasikal:
di awal pembelajaran dalam apersepsi, pemberian tujuan, dan penugasan;di bagian
akhir dalam perumusan kesimpulan/rangkuman dan pemberian konfirmasi.
b.
Kelompok/berpasangan:
untuk kerja kooperatif ( misalnya diskusi pemecahan masalah bersama, berbagi
informasi, tutor sebaya )
c.
Individu:
dilakukan pada bagian inti berupa pemberian tugas kreatif sesuai potensi
individu siswa. Pengelolaan individu juga dilakukan pada proses penilaian
pencapaian kompetensi.
2. Strategi pembelajaran yang
mengaktifkan semua siswa, menumbuhkan kreativitas, merangsang untuk berpikir,
berbuat yang efektif mencapai tujuan, dan menyenangkan ( tidak membuat anak
stress/tertekan/takut salah )
3. Pemberian tugas yang bermakna,
yaitu:
a.
Memotivasi
dan merangsang untuk belajar,
b.
Member
ruang kepada setiap siswa untuk menggali informasi dan menuangkan gagasan
sebagai bentuk aktualisasi pemikiran,
c.
Mendorong
siswa menghasilkan karya yang bervariasi ( siswa berani menampilkan karyanya
dalam berbagai bentuk ) sesuai tujuan dan kompetensi yang ditetapkan,
d.
Kualitas
tugas sesuai dengan bentuk pengelolaan kelas,
e.
Siswa
difasilitasi untuk bertanggungjawab terhadap pencapaian kompetensi.
Alur
Pengelolaan Pembelajaran yang Efektif
KLASIKAL
|
1.
Apersepsi,
penyampaian tujuan pembelajaran, dan pemberian tugas yang bermakna
|
KELOMPOK
|
2.
Mencari,
membahas, mengorganisasi informasi secara kooperatif
3.
Saling
melaporkan informasi secara lisan, menerima umpan balik, menyusun tugas
kelompok
|
INDIVIDU
|
4.
Menulis
laporan/hasil karya perorangan ( draf )
|
INDIVIDU
|
5.
Membahas
hasil karya sendiri dengan meminta masukan teman dan memperbaikinya
|
KLASIKAL
|
6.
Presentasi
hasil karya siswa dan diskusi.
7.
Kesimpulan, penguatan, pemberian informasi
lebih lanjut oleh guru.
8.
Penilaian
hasil karya
|
KLASIKAL 1.
Apersepsi, penyampaian tujuan
pembelajaran, dan pemberian tugas yang bermakna
Unit
3: Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan untuk
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,inovatif, dan afektif. Di
samping itu guru dituntut untuk menerapkan pendekatan saintifik yang membuat siswa berpartisipasi secara aktif dalam
setiap kegiatan, menuntut berpikir tingkat tinggi ( menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi ) serta mendorong untuk berkomunikasi.
Unit 4:
Melayani Perbedaan Individu dalam Pembelajaran.
Sebagai seorang guru kita dituntut
untuk dapat memahami perbedaan yang ada pada setiap individu siswa. Dengan
memahami perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap individu tersebut diharapkan
Guru dapat mengambil langkah dan cara yang terbaik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.
Unit
5: Pertanyaan
Tingkat Tinggi dan Lembar Kerja
Pertanyaan tingkat tinggi adalah
pertanyaan yang tidak bisa langsung dijawab( hanya 1 jawaban ) tetapi perlu
pemikiran dan imajinasi ( banyak jawaban )
Komponen Lembar Kerja ( LK ) yang
dikenalkan adalah” Informasi/Kontek Permasalahan” dan “ Pertanyaan”/ “
Perintah” dengan ciri-ciri sbb:
Informasi/Konteks
Permasalahan hendaknya menginspirasi siswa untuk menjawab/mengerjakan
tugas;tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga siswa tak berdaya untuk
menjawab/mengerjakan tugas;tetapi juga tidak terlalu banyak sehingga mengurangi
ruang kreativitas siswa
Pertnyaan/Perintah hendaknya memicu siswa untuk
melakukan percobaan, menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan/atau
berimajinasi/mengkreasi. Usahakan jumlah pertanyaan dibatasi paling banyak 3
pertanyaan tidak menjadi beban baca siswa.
Unit 6: Penilaian
Autentik
Penilaian adalah suatu proses
pengumpulan data/informasi yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas suatu
program yang berfokus pada pembelajaran siswa dan hasilnya.
Penilaian Autentik adalah
penilaian yang digunakan untuk menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Penilaian autentik dapat berwujud sebagai hal-hal berikut:
·
Tugas
kinerja/unjuk kerja kemauan/ketrampilan
·
Catatan
anekdot
·
Portofolio
Unit 7:
Gender di Sekolah
Gender & Jenis Kelamin
•
Gender adalah sifat, peran, posisi,
atau status laki-laki dan perempuan yang dibentuk / dikonstruksi oleh
masyarakat tertentu dan dalam kurun waktu tertentuà Jenis kelamin sosial
•
Jenis
kelamin adalah
perbedaan biologis dan kodrati laki-laki dan perempuan dari organ dan fungsi
reproduksinya. Jenis kelamin ditetapkan dan melekat sejak lahirà Jenis kelamin biologis
Penegasan
4 aspek yang
memengaruhi kesetaraan gender yaitu kesetaraan dalam hal:
•
Akses,
adalah peluang
atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu. (Misal:
anak perempuan dan laki2 diberi kesempatan yang sama untuk menggunakan
fasilitas dan keikutsertaan dalam setiap kegiatan di sekolah).
•
Partisipasi
adalah
keikutsertaan atau peran seseorang/kelompok dalam suatu kegiatan dan atau dalam
pengambilan keputusan. (Misal: anak perempuan dan laki2 dapat menjadi
ketua kelas dan ikut menentukan aturan kelas).
•
Kontrol, adalah penguasaan atau wewenang
atau kekuatan untuk mengambil keputusan. (Misal: anak perempuan dan laki2
mempunyai wewenang yang sama dalam mengendalikan pelaksanaan aturan kelas)
•
Manfaat,
adalah kegunaan
sumber yang dapat dinikmati secara optimal. (Misal: anak perempuan dan laki2
dapat memanfaatkan sumber2 yang ada untuk pengembangan diri mereka).
SKENARIO PEMBELAJARAN, Penguatan/Refleksi
•
Permasalahan
gender di sekolah bisa terjadi di berbagai sisi, antara lain dalam
pembelajaran, kegiatan sekolah, fasilitas sekolah, dan kepengurusan kelas
maupun komite sekolah.
•
Permasalahan
gender di sekolah/kelas hendaknya dikurangi bahkan dihilangkan sehingga siswa
perempuan dan laki-laki mendapat peluang yang sama dalam pengembangan dirinya.
•
Pemahaman
gender yang baik dapat mendorong pencapaian pendidikan untuk semua menjadi lebih
berkualitas.
Unit Bb. Literasi
Lintas Kurikulum
Contoh
:Literasi Lintas Kurikulum Matematika, Literasi Lintas Kurikulum Matematika
dapat dimaknai sebagai bentuk kompetensi yang perlu dibangun agar peserta didik
kita melek matematika, melek matematika artinya tahu, paham, mengerti, trampil
dalam materi, dan nilai-nilai yang dibangun melalui mapel matematika. Untuk itu
perlu adanya upaya nyata dalam proses pembelajaran agar sikap, prilaku, dan
segala tindakan belajar peserta didik dapat berkembang kea rah melek
matematika. Kompetensi dasar dalam istiah literasi meliputi membaca, menulis,
dan berbicara. Melalui ketiga bentuk kompetensi itu, siswa diharapkan dapat
memahami melalui membaca, menuangkan hasil pemahamannya melalui tulisan yang
secara substansi memiliki kesamaan idea dari yang dibacanya, dan
mengomunikasikan hasil pemahamannya yang sudah dituangkan dalam tulisan secara
lisan dengan berbicara.
0 komentar:
Posting Komentar