Bagaimana Menyikapi Kurikulum 2013

Posted By Unknown on Sabtu, 30 Agustus 2014 | Sabtu, Agustus 30, 2014

Pendidikan telah menjadi topik pembicaraan yang menarik akhir-akhir ini. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia memang erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Namun masalah pendidikan, nampaknya hanya menjadi bahasan yang tidak ada ujungnya. Mulai dari masalah aturan pendidikan, kesenjangan memperoleh pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, anggaran pendidikan, ujian nasional dan kurikulum pendidikan yang sering berganti seiring dengan bergantinya penguasa.


Menyikapi Penerapan Kurikulum 2013 Sumber: kompas.com

Ya, kurikulum pendidikan 2013 akan serentak diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di Indonesia. Dimana, aspek sikap dan keterampilan mendapatkan porsi lebih besar dibanding aspek pengetahuan di kurikulum tersebut. Adalah suatu hal yang membanggakan pada akhirnya ranah sikap dan ketrampilan mendapatkan perhatian lebih dalam mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia. Namun apabila kita cermati ulang, apakah sekolah-sekolah kita sudah mampu menerapkan kurikulum ini secara total sesuai dengan garis besarnya?

    Apakah sekolah-sekolah kita sudah mampu menerapkan kurikulum ini secara total sesuai dengan garis besarnya?

Mampu atau tidaknya sekolah, tidak hanya dari faktor sarana dan prasarana. Akan tetapi, ada yang lebih penting lagi untuk diperhatikan yaitu tenaga pendidik yang nantinya mentransfer nilai-nilai positif dalam bersikap kepada anak didik.

Tenaga pendidik atau sering disebut guru, merupakan ujung tombak yang punya peran dan andil yang besar untuk memajukan pendidikan. Lewat para pahlawan sekolah ini, anak-anak dididik untuk memiliki karakter kebangsaan, yaitu karakter Pancasila.

Dengan diterapkannya kurikulum baru ini, menandakan bahwa pola pikir tenaga pengajar harus pula ikut berubah. Mereka tidak lagi mengajarkan pengetahuan sebagai satuan utama dalam pendidikan, tetapi sikap lah yang menjadi pijakan untuk membangun kualitas siswa.

Tentu dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan ini, karena tantangan yang nyata ada dalam diri para guru itu sendiri. guru sebagai teladan yang akan dicontoh siswa harus memiliki sikap dan karakter yang kuat dan positif guna mengajak anak didiknya untuk menjadi siswa yang juga berkarakter.

Mengedepankan nilai-nilai agama dalam bersikap dan mengembangkan rasa toleransi serta kemanusiaan, tentu akan merujuk pula pada menghormati sesama sehingga dapat bekerja sama dengan baik dalam setiap aspek kehidupan. Apabila kita tilik di era sekarang ini, sudahkah bapak dan ibu guru kita memiliki semangat dan karakter yang tinggi tersebut?

    Sudahkah bapak dan ibu guru kita memiliki semangat dan karakter yang tinggi tersebut?

Tentu sudah banyak guru yang berdedikasi tinggi yang memajukan pendidikan di Indonesia. Guru-guru teladan siswa pun tentu banyak ditemui di sekolah-sekolah. Mereka bersikap selayaknya guru dengan peran mereka sebagai pendidik anak bangsa.

Akan tetapi, dari beragam pemberitaan di media kita juga tidak dapat menutup diri bahwa bukan hal yang tabu untuk dibicarakan ada fenomena guru yang kurang pantas dalam bersikap. Guru merokok, guru berkata kasar, guru mengajari murid untuk mencontek, guru saling menghina di hadapan murid, guru yang membiarkan kekerasan terjadi, dan bahkan malah ada guru yang bertindak asusila kepada muridnya. Apabila ujung tombak pemberlakuan kurikulum yang berbasis karakter justru berperilaku yang tidak berkarakter, pertanyaannya kemudian sudah siapkan kurikulum ini diterapkan serentak?

Beragam penilaian kelayakan penerapan kurikulum tentu sudah banyak dilakukan, termasuk juga mungkin penilaian terhadap kualias guru. Yang perlu kita sadari adalah perubahan cepat menyangkut karakter individu tidaklah secepat membalik telapak tangan.

Guru-guru tentu telah mengalami hidup lebih lama dari murid, karakter mereka sudah terbentuk dan terpelihara sekian waktu, maka akan menjadi sebuah tantangan besar untuk mewujudkan perubahan mendasar pada kurikulum.

Peran guru sangalah penting dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas. Oleh karenanya, menguatkan jiwa-jiwa pendidik sehingga benar memahami peran dan fungsi sebagai guru perlu mendapatkan perhatian khusus sebelum kita merevolusi suatu sistem pendidikan. (jagaddhita).

Sumber : jagaddhita.org
Blog, Updated at: Sabtu, Agustus 30, 2014

0 komentar:

Posting Komentar

Lokasi Alamat

KALENDER